Pedoman Gizi Seimbang VS Kerajaan Junk Food

fast food mafia copy

Berikut ini adalah cuplikan dari artikel terbaru depkes yang memperkenalkan PGS baru di tahun 2014:

Pedoman Gizi Seimbang (PGS) baru berbentuk tumpeng  ini sebagai penyempurnaan pedoman-pedoman yang lama. Bila diibaratkan rumah maka ada 4 pilar prinsip yang harus dipenuhi agar rumah tersebut dapat berdiri, yaitu:

tumpeng-380x319

1) Mengonsumsi makanan beragam,  tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan;

2) Membiasakan perilaku hidup bersih, perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang;

3) Melakukan aktivitas fisik, untuk menyeimbangkan antara pengeluaran energi dan pemasukan zat gizi kedalam tubuh;

4) Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) dalam batas normal. Memantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan maka dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.

Pesan-pesan PGS baru

1) Syukuri dan nikmati anekaragam makanan;

2) Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan;

3) Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;

4) Biasakan mengonsumsi aneka ragam  makanan pokok;

5) Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak;

6) Biasakan Sarapan;

7) Biasakan minum air putih yang cukup dan aman;

8) Biasakan membaca label pada kemasan pangan;

9) Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir;

10) Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa “stunting” pada Balita dan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) makin meningkat. Perhatian terhadap masalah gizi ganda juga perlu lebih ditingkatkan, disamping masih banyak yang kekurangan gizi, masalah gizi lebih juga meningkat.

PGS yang baru ini dilengkapi pula dengan pesan visualisasi untuk konsumsi sekali makan yang digambarkan “Piring makanku”.

piring-380x279

Meningkat tajamnya tingkat obesitas di Indonesia sungguh sangat memprihatinkan. Berdasarkan laporan depkes di atas, pada tahun 2013 silam 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 laki-laki di mengalami kelebihan berat badan.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Beberapa waktu lalu saya pernah menulis artikel untuk majalah @WomenshealthINA membahas tentang junk food yang memiliki andil besar dalam peningkatan obesitas dan berikut ini adalah penggalan dari artikelnya:

Perkembangan fast food (Kerajaan Junk Food) di Indonesia sangat pesat sekali, kondisi ini dapat kita lihat dengan berbagai chain-restaurant dari luar negeri yang sudah memenuhi mall dan pusat perbelanjaan perkotaan sampai dengan daerah. Ditambah dengan besarnya angka belanja iklan di TV dan media lain, sebagian besar masyarakat secara tidak langsung telah terbiasa melihat atau mengkonsumsi fast food dan bahkan sudah hampir menjadi menu wajib saat berkunjung ke mall.

junk-food 2

Di Indonesia, omset waralaba makanan minuman adalah sebesar Rp 49 triliun hingga akhir tahun 2011 yang dimana sebagian besar dikuasai oleh waralaba asing. Salah satu pemilik jaringan restoran cepat saji, PT Fast Food Indonesia Tbk memperoleh pendapatan sebesar Rp 4,12 triliun atau naik 10,3% dari perolehan 2012 sebesar Rp 3,74 triliun. Pada 2014 perseroan menargetkan pembukaan cabang baru minimal 30 cabang di seluruh Indonesia.

Dari kedua kubu yang akan bertanding kembali di atas, bukannya saya pesimis, tampaknya lagi-lagi akan dimenangkan oleh Kerajaan Junk Food jika dilihat dari peningkatan omset dari tahun ke tahun yang luar biasa signifikan.

junk-food

Pemerintah melalui depkes kuatir akan peningkatan prevalansi Penyakit Tidak Menular tetapi di lain sisi pemerintah melalui dirjen pajak juga membutuhkan pertumbuhan industri agar pemasukan pajak lebih besar.

“Jika dilihat dari dilema kepentingan  ini, sudah pasti masyarakat akan kembali menjadi korban.”

art-353-518355328-300x0

Apa yang bisa kita lakukan?
Kerajaan Junk Food memang tidak mudah untuk dihadapi dan apabila dibiarkan maka dapat dipastikan masa depan generasi muda Indonesia akan terancam. Bagi Anda pembaca yang sudah mandiri maka ada baiknya untuk membatasi konsumsi junk food dan mulai menerapkan butir-butir PGS menjadi bagian dari gaya hidup karena seluruh sarannya menurut saya sudah sangat baik.

Selain itu, perlunya kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat juga harus sejak dini ditanamkan pada anak-anak. Orang tua yang ingin anaknya memiliki masa depan yang baik tentunya wajib waspada akan hal ini. Sekedar melarang tanpa ada penjelasan dampak dari mengkonsumsi junk food tidak akan pernah efektif karena anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar atau mereka akan  “balas dendam” dengan membeli junk food sebanyaknya disaat mereka dewasa.

 

 

Apa yang bisa pemerintah lakukan?

  • PGS sudah memiliki struktur yang baik tetapi tanpa penyuluhan secara konsisten kepada masyarakat maka kebijakan tidak akan berjalan.
  • Mengontrol perkembangan restoran cepat saji di Indonesia.
  • Mewajibkan setiap sekolah / institusi pendidikan untuk mengajarkan dan menerapkan PGS.
  • Mempersatukan seluruh Institusi Gizi di Indonesia agar saling bekerjasama mengatasi naiknya PTM.

Sekian pembahasan  saya tentang PGS baru VS Kerajaan Junk Food, semoga Anda mendapat manfaat positif dengan membacanya.

- Jansen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*