Fat Loss NOT Weight Loss
Notice: Trying to access array offset on value of type null in /home/wwwaskja/public_html/wp-content/plugins/really-simple-facebook-twitter-share-buttons/really-simple-facebook-twitter-share-buttons.php on line 318
Percakapan klien dengan saya:
Klien: Berat gw kok ngga turun banyak ya? Bulan ini cuma 1 kg aja loh, ngga seperti bulan lalu turun 3 kg. Perlu ditambahin lagi kali ya durasi cardionya?
Saya: Jangan, progress sudah bagus. Menambah porsi olahraga bukan solusi, malah bisa memperlambat proses. Yang penting beban angkatan dan stamina terus meningkat ya.
Klien: Kalo gitu boleh ngga asupan makannya dikurangi lagi? Biar ngga stuck. Habis sebel nih rasanya lama banget ngilangin lemak yang numpuk di bagian perut sama di lengan…
Percakapan di atas pastinya pernah Anda dengar dan pada kenyataannya memang topik pembahasan yang cukup populer. Dapat disimpulkan bahwa menurunkan berat badan secara INSTAN adalah hal yang paling diinginkan oleh setiap orang yang sedang mengalami kegemukan.
Semakin cepat terlihat hasilnya maka semakin kita bersemangat dalam menjalani baik itu suatu program pembentukan badan atau penurunan berat badan. Begitu juga sebaliknya, tanpa ada hasil yang signifikan maka sangat besar kemungkinan untuk menyerah dan kemudian menghalalkan segala cara seperti mengkonsumsi obat diet atau mengikuti program diet yang seringkali berbahaya untuk kesehatan.
Keinginan akan hasil yang cepat ini dipicu oleh banyak faktor mulai dari keterbatasan waktu akibat urusan pekerjaan atau keluarga, melakukan kekeliruan yang tidak disengaja akibat keterbatasan pengetahuan, sampai dengan rasa jenuh akan hasil yang begitu-begitu saja.
Kondisi ini disadari betul oleh pihak-pihak tertentu yang melihat peluang bisnis menguntungkan dan dimanfaatkan dengan baik oleh mereka dengan memproduksi dan mengiklankan obat-obat pelangsing instan, alat yang diklaim dapat membentuk dan membakar lemak tanpa harus berolahraga, sampai dengan menciptakan bermacam program diet yang juga menjanjikan hasil instan. Jadi apabila dikaji ulang, tidak seluruhnya kesalahan ada pada pihak produsen tersebut. Tanpa ada demand tentunya tidak akan ada supply, yang merupakan hukum dasar ekonomi.
Kembali ke topik. Disaat kita berusaha untuk sehat, maka kita akan mengacu kepada apa definisi sehat menurut apa yang kita pikirkan. Dari pemikiran inilah munculnya suatu proyeksi pencapaian target seperti percakapan di atas: Saya ingin terlihat seperti si A atau Saya harus turun berat badan sebanyak XX kg perbulan.
Kita sebagai mahluk sosial, seringkali menjadi takabur akan pemahaman tentang hubungan berat badan dengan menjadi sehat akibat pengaruh dari lingkungan. Tidak dipungkiri, saya pun kadang menggunakan penulisan seperti si A turun 3 kg dalam 1 bulan terbukti lebih menjual apabila dibanding dengan si B menjadi lebih sehat dalam 1 bulan. Penurunan berat badan telah menjadi ukuran kesuksesan yang merefleksikan kondisi kesehatan itu sendiri terutama dari sudut pandang masyarakat umum.
Beberapa hal yang seharusnya dipertanyakan adalah: apakah penurunan berat badan ini benar-benar bermanfaat untuk kesehatan? Apakah penurunan berat badan ini membuat bentuk tubuh sesuai dengan yang dimau? Dapatkah saya mempertahankan berat badan ini? Jawabannya seringkali adalah belum tentu dan bahkan berpotensi merugikan kesehatan.
Perlu dipahami bahwa Penurunan Berat Badan (weight loss) sangat berbeda apabila dibandingkan dengan Penurunan Lemak Badan (fat loss). Banyak orang yang telah mencapai berat badan yang mereka inginkan tetapi tidak lebih sehat dan masih kesulitan memperoleh bentuk badan yang diinginkan, contohnya: memiliki berat badan tergolong ideal tetapi penumpukan lemak di perut masih sangat banyak atau gampang sakit dan mudah kelelahan pada saat beraktivitas fisik.
Hal yang ingin saya luruskan terhadap penurunan berat badan adalah berapa banyak angka yang turun di timbangan tidak sepenting akan pemahaman terhadap langkah dan proses dari bagaimana angka di timbangan tersebut dapat turun. Dengan memahami ini maka kemungkinan terjadi kenaikan berat badan kembali akibat sindrom yoyo, kondisi dimana berat badan gampang naik dan juga gampang turun, dapat terhindari. Selain itu, kesuksesan dalam mencapai bentuk badan yang diinginkan, menghilangkan timbunan lemak tubuh yang berlebihan, mempertahankan berat badan yang ideal, sangat bergantung terhadap pengetahuan kita dalam mengatur variabel-variabel tertentu yang mempengaruhinya.
Persamaan Keseimbangan Energi
Kalori harian yang masuk dapat ditekan dengan mengurangi asupan yang dimakan dan kalori keluar dapat ditingkatkan dengan menambahkan aktivitas fisik seperti berolahraga. Rumusan ini yang menjadi dasar logika masyarakat awam dalam mengurangi porsi makan atau menambah durasi cardio. Tetapi hal yang sering terlupakan adalah tubuh manusia memiliki fungsi rumit yang dipengaruhi banyak faktor seperti sistem endoktrin yang mengatur bagaimana metabolisme manusia bekerja. Jadi dengan mengandalkan rumus tersebut, turun berat badan bisa saja terjadi tetapi bagaimana dengan menurunkan lemak badan?
Kondisi yang kita inginkan agar kesehatan dan bentuk badan ideal dapat tercapai adalah dengan berada pada kondisi yang dimana lemak badan turun dan massa otot naik. Mengapa otot? Karena otot sangat penting untuk memaksimalkan penurunan lemak tubuh dan juga kesehatan metabolik. Dengan berat yang sama, otot lebih padat daripada lemak sehingga memakai lebih sedikit ruang dan otot membutuhkan kalori lebih banyak daripada lemak untuk bertahan di tubuh. Dengan meningkatnya massa otot maka kalori yang dibutuhkan tubuh juga akan meningkat. Kondisi ini tentunya memungkinkan seseorang untuk menjaga berat badan yang ideal dalam jangka panjang.
Selain kalori, apa yang membuat otot dapat bertahan di tubuh? Jawabannya tidak lain adalah olahraga angkat beban. Walaupun untuk seseorang yang memiliki kelebihan berat badan akut yang sedang berusaha menurunkan berat badan, olahraga angkat beban juga akan memberikan manfaat yang sangat besar terhadap kesehatan karena akan membantu mempertahankan massa otot disaat tubuhnya sedang mengalami defisit kalori.
Dengan sekedar memfokuskan pada penurunan angka di timbangan semata tanpa memperhatikan variabel lain, efek merugikan yang akan terjadi adalah hal tersebut akan mempengaruhi proses dalam penurunan berat badan itu sendiri alias stagnan. Kekurangan asupan nutrisi akibat makan terlalu sedikit, durasi olahraga berlebihan, penurunan massa otot yang juga mengakibatkan penurunan metabolisme, kerusakan metabolik yang terjadi akibat stress pada tubuh, atau gabungan dari keseluruhan hal tersebut tentunya dapat mempengaruhi kesehatan secara signifikan.
Tubuh selalu berusaha menjaga keseimbangannya atau disebut kondisi homeostasis. Perubahan-perubahan ekstrem yang terjadi dalam waktu singkat atau instan akan merusak keseimbangan ini dan tubuh akan berusaha untuk mengembalikannya ke keadaan semula dengan mengatur produksi hormon tertentu agar nafsu makan meningkat. Oleh karena itu penurunan berat badan yang drastis dalam waktu singkat juga akan gampang naik kembali dan bahkan melebihi berat badan sebelumnya.
Kesimpulan
Penurunan angka pada timbangan memang merupakan salah satu ukuran kesuksesan dari suatu program penurunan berat badan tetapi perlu diingat hal tersebut bukan merupakan yang utama dan juga bukan patokan kesehatan. Tubuh adalah refleksi dari gaya hidup yang dijalani dan makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Agar mampu memperoleh dan mempertahankan berat badan yang ideal tentunya harus diiringi dengan proses perubahan pola makan dan gaya hidup yang lebih baik.
Semoga bermanfaat,
– Jansen
2 comments