JANGAN AJARKAN ANAK BERDIET
Notice: Trying to access array offset on value of type null in /home/wwwaskja/public_html/wp-content/plugins/really-simple-facebook-twitter-share-buttons/really-simple-facebook-twitter-share-buttons.php on line 318
Berbeda dengan era 80-90an, tidaklah sulit untuk anak-anak dan remaja saat ini untuk membeli sendiri makanan favorit mereka. Selama uang jajan berjalan lancar, penyedia jasa layanan pesan-antar siap menyambangi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Majunya fasilitas transportasi dan komunikasi tampaknya tidak selalu berbuah manis apabila tidak disikapi dengan bijak.
Diet dalam arti yang sebenarnya hanyalah pola makan, tidak kurang dan tidak lebih. Sayangnya di masyarakat kita kata diet telah menjadi suatu anjuran untuk membatasi atau mengurangi makan. Kata ini seringkali dianjurkan ke seseorang yang bobot badannya sudah dianggap berlebih. Walau begitu, tidak jarang yang badannya tergolong ideal, terutama perempuan, merasa perlu untuk berdiet. Heran? Begitu juga saya hehehe.
Lantas, bagaimana bila si anak sudah tergolong gemuk atau obesitas? Apapun kondisinya, jangan ajarkan anak berdiet dan akan lebih baik lagi apabila kita berhenti menggunakan kata diet. Kesalahan bukanlah berada di pihak mereka sepenuhnya. Bahkan bisa dibilang kesalahan terbesar berada di orangtua. Bagaimanapun juga anak-anak tidak memiliki keputusan dalam memilih karena mereka dapat bertahan hidup hanya dengan bantuan orangtua atau wali.
Menganjurkan berdiet kepada anak akan membuat mereka terganggu secara psikologis. Mereka akan merasa inferior atau rendah diri, merasa berbeda dari kerabatnya, hingga merasa bersalah. Selain itu besar kemungkinan mereka akan mengalami eating disorder (gangguan perilaku konsumsi) seperti takut untuk makan atau malah “balas dendam” dengan makan sebebasnya (binge eating) saat mereka beranjak dewasa atau sudah mampu menafkahi diri sendiri. Alhasil, mereka akan kesulitan untuk memiliki tubuh yang sehat.
Solusinya apabila anak Anda sudah tergolong gemuk adalah dengan meningkatkan aktivitas fisik mereka. Batasi penggunaan gadget (handphone, game console, laptop) untuk bermain dan libatkan mereka ke berbagai jenis aktivitas fisik ataupun kursus olahraga. Jangan pula memaksakan jenis olahraga tertentu ke mereka, let them choose what they want. Dengan begitu mereka akan merasa dihargai dan saat mereka mulai bosan Anda dapat mengatakan bahwa olahraga itu adalah pilihan dia sebelumnya. Tetapi jika si anak ingin mencoba hal baru maka persilakan mereka untuk mencobanya. Selama kegiatan tersebut berbentuk aktivitas fisik, tentunya akan memberikan dampak positif ke tumbuh kembang mereka. Selain itu, banyak penelitian yang menunjukan bahwa anak yang aktif secara fisik memiliki kemampuan konsentrasi dan daya ingat yang lebih baik.
Membatasi asupan makan si anak bukanlah langkah yang tepat karena perlu dipahami bahwa kebutuhan gizi mereka sangat besar, bahkan bisa mencapai dua kali lipat dari orang dewasa. Mengapa? Karena proses pertumbuhan tubuh mereka sedang di titik optimal. Membatasi asupan makanan dapat menghambat potensi anak-anak untuk berkembang.
Ajarkanlah sedari dini anak-anak gaya hidup aktif dan pola makan yang baik. Niscaya mereka tidak akan mengalami kesulitan dalam mengatur bobot badan seperti yang kita alami saat ini. Selain itu, ajarkan juga kepada mereka untuk mensyukuri apa yang mereka miliki dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang ada.
Seperti di buku karangan saya, Fit Teen’s Diary, anak haruslah diajarkan untuk bersyukur karena bersyukur adalah fondasi dari kebahagiaan. Dengan bersyukur, maka mereka tidak akan meminta lebih dari yang mereka butuhkan.
Semoga bermanfaat
Post Comment