Peran Junk Food Terhadap Obesitas


Notice: Trying to access array offset on value of type null in /home/wwwaskja/public_html/wp-content/plugins/really-simple-facebook-twitter-share-buttons/really-simple-facebook-twitter-share-buttons.php on line 318

Fight Junk FoodJunk food dan obesitas merupakan dua hal yang berhubungan erat. Seperti yang kita ketahui, junk food adalah julukan yang disematkan kepada makanan yang tidak bernutrisi tetapi mengandung tinggi kalori baik dari kandungan gula atau kandungan lemak yang berlebihan. Contoh junk food antara lain: gorengan, cake, snack, keripik, soft drink, etc.

Junk food dapat dengan mudah mempengaruhi penampilan fisik seseorang. Tubuh lebih mudah menjadi gemuk karena penumpukan lemak tubuh yang berlebihan akibat terlalu sering mengkonsumsinya. Selain itu, junk food dengan mudah membuat seseorang kecanduan karena disebabkan oleh kandungan zat aditif / bahan tambahan pangan yang sengaja ditambahkan oleh para produsen.

Dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan secara mendalam bagaimana peranan junk food terhadap hormon Leptin dan Insulin sebagai pemicu obesitas.

Junk Food

HORMON LEPTIN

Leptin merupakan hormon yang penting di tubuh kita. Hormon leptin bertugas untuk mengirim sinyal ke otak bagian hypothalamus untuk memberitahu bahwa tubuh sudah mendapat cukup makanan dan meredam nafsu makan. Hormon leptin diproduksi di dalam WAT (white adipose tissue) atau sel lemak, jadi semakin besar sel lemak maka semakin banyak juga kadar hormon leptin di tubuh manusia.

Pada kondisi tubuh dan hormon yang bekerja secara normal, kondisi ini tentunya bagus karena memastikan agar tubuh berada di kondisi yang optimal dalam jangka panjang. Permasalahan muncul apabila tidak berfungsinya hormon leptin sebagaimana mestinya. Orang-orang yang menderita obesitas memiliki kadar hormon leptin yang sangat tinggi, akan tetapi tubuhnya tidak lagi memberikan sinyal pada otak yang menandakan tubuh sudah mendapat cukup makanan. Mereka secara tidak sadar akan terus menerus mengkonsumsi makanan oleh karena otak (bagian hypothalamus) menganggap tubuh masih membutuhkan makanan, kondisi ini disebut dengan Leptin Resistance. Inilah penyebab mengapa orang yang mengalami kegemukan mudah untuk bertambah gemuk lagi.

Metabolisme menurun dengan tujuan menyimpan tenaga, nafsu makan bertambah besar, dan sel lemak semakin terus membesar adalah efek-efek dari Leptin Resistance. Keadaan ini akan memicu banyak masalah kesehatan seperti pengeroposan tulang, sakit jantung, kanker, nafsu makan tidak terkontrol, mood tidak teratur , libido rendah sampai dengan sulitnya mempertahankan berat badan yang ideal. Hal ini terjadi karena hormon Leptin juga mempengaruhi hormon – hormon lain pada tiroid, adrenal, pankreas, sampai dengan hormon seks.

Leptin Resistance JPEG

HORMON INSULIN
Kegagalan fungsi leptin berhubungan erat dengan salah satu hormon yang juga penting bagi tubuh yaitu insulin. Pada umumnya, orang yang mengalami obesitas sangat rentan menderita kencing manis atau diabetes tipe 2. Penderita diabetes mengalami permasalahan dengan hormon insulin, yang mana hormon tersebut berperan di dalam hati dan berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi glikogen. Mereka diharuskan untuk selalu menyuntikkan insulin ke tubuhnya untuk menekan kadar glukosa dalam darah. Akan tetapi insulin juga memberikan efek samping seperti tubuh menjadi lebih mudah menumpuk sel lemak dan mengganggu hormon leptin untuk mengirimkan sinyal ke otak.

BAGAIMANA MENGETAHUI BAHWA SESEORANG MENGALAMI INSULIN RESISTANCE?

Kelebihan berat badan akut atau obesitas padahal asupan makan sudah sangat sedikit, gampang merasa lelah, tidak merasa bugar setelah berolahraga, nafsu makan sulit dikontrol, sampai dengan kesulitan menurunkan berat badan adalah beberapa cirinya.

SOLUSI

Cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan:

  • Mengurangi konsumsi atau menghindari junk food
  • Berolahraga secara teratur
  • Mempertahankan berat badan ideal
  • Mengatur pola makan dengan baik
  • Memastikan asupan nutrisi optimal harian terpenuhi
  • Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi GI (Glycemic Index) seperti karbohidrat sederhana
  • Memperbanyak konsumsi serat dari sayuran atau buah
  • Mencukupi kebutuhan cairan tubuh setiap harinya

Semoga bermanfaat

– Jansen