Antioksidan Pencegah Kanker


Notice: Trying to access array offset on value of type null in /home/wwwaskja/public_html/wp-content/plugins/really-simple-facebook-twitter-share-buttons/really-simple-facebook-twitter-share-buttons.php on line 318

“Kanker…”

Sungguh sebuah kata yang menakutkan dan hampir semua orang tahu bahwa kanker adalah suatu penyakit yang mematikan. Kebanyakan kanker tidak terdeteksi sejak dini dan banyak yang baru mengetahui penyakit tersebut pada stadium lanjut yang dimana pada akhirnya penderita tidak dapat tertolong dan meninggal.

Perlu untuk diketahui, penyebab kanker merupakan gabungan dari sekumpulan faktor seperti keturunan, gaya hidup, makanan, virus, hormonal, infeksi, dan radikal bebas yang memiliki andil terbesar terhadap pemicu kanker.

Apakah yang dimaksud dengan kanker?
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol membentuk sebuah benjolan atau tumor dan menyerang jaringan lain. Tubuh manusia terdiri dari triliunan sel dan kanker terjadi ketika sel tidak tumbuh secara normal dan menyebar. Sel tubuh yang normal dapat tumbuh, membelah, dan tahu kapan untuk berhenti tumbuh kemudian mati. Tidak seperti sel normal, sel kanker hanya terus tumbuh dan membelah tak terkendali dan tidak mati seperti seharusnya.

Sel kanker biasanya berkelompok untuk membentuk suatu tumor yang dapat menghancurkan sel normal di sekitar tumor tersebut dan merusak jaringan sehat lain di dalam tubuh. Sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor yang pertama dan menyebar ke area lain dari tubuh melalui darah dan sistem kelenjar getah bening yang kemudian terus bertumbuh dan membentuk tumor baru. Tumor dapat mengganggu pencernaan, saraf, sistem peredaran darah, dan juga dapat melepaskan hormon yang mengubah fungsi sistem tubuh. Tumor yang menyerang hanya di satu tempat dan menunjukkan pertumbuhan terbatas dapat dianggap jinak.

Apa manfaat antioksidan terhadap kanker?
Pada setiap sel tubuh terjadi reaksi metabolisme yang sangat kompleks. Di antara reaksi metabolisme tersebut melibatkan oksigen, seperti yang kita ketahui oksigen adalah unsur yang sangat reaktif. Keterlibatan oksigen dalam reaksi metabolisme di dalam sel dapat menghasilkan apa yang disebut sebagai spesies oksigen reaktif seperti radikal bebas.

Molekul ini memang diperlukan tubuh untuk menjalankan sistem metabolisme dan memberi signal pada sistem syaraf tetapi pengaruh dari gaya hidup seperti merokok, stress, polusi udara, zat kimiawi, radiasi, menyebabkan reaksi yang berlebihan sehingga dapat merusak sel dengan terjadinya oksidasi DNA dan protein. Oksidasi DNA berakibat adanya mutasi dan timbulnya kanker sedangkan oksidasi protein mengakibatkan nonaktifnya enzim yang dapat mengganggu proses metabolisme dan keseluruhan reaksi ini dapat ditekan oleh antioksidan.

Jika terjadi reaksi oksidasi yang menghasilkan hasil sampingan berupa radikal bebas, maka tanpa adanya antioksidan dapat menyebabkan penyerangan terhadap molekul di sekitarnya. Hasil reaksi ini akan terus menghasilkan radikal bebas lain yang siap menyerang molekul lainnya lagi sehingga membentuk reaksi berantai yang membahayakan. Antioksidan memiliki peran yang besar untuk memastikan molekul tetap stabil dan menghentikan reaksi oksidasi berantai tersebut.

Apakah dimaksud dengan antioksidan itu sendiri?

Antioksidan adalah senyawa yang dapat melindungi sel tubuh dari efek berbahaya radikal bebas. Sumber radikal bebas dapat berasal dari faktor internal seperti metabolisme tubuh maupun faktor eksternal seperti asap rokok, asap pembuangan motor, zat makanan, dll. Apabila tubuh terus menerus terpapar radikal bebas dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini akan berpotensi menyebabkan kerusakan oksidatif yang berperan utama dalam kerusakan DNA, penuaan dini, kerutan, kulit tampak kusam, kendur, serta menyebabkan inflamasi yang bisa memicu penyakit jantung, paru, dan beberapa jenis kanker lainnya.

Antioksidan berperan mencegah atau memperlambat kerusakan oksidatif pada tubuh. Apabila radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya, maka akan mengakibatkan intensitas proses oksidasi sel tubuh menjadi semakin tinggi sehingga menimbulkan kerusakan yang lebih parah dan memicu masalah kesehatan seperti yang dijelaskan di atas.

Terdapat dua sumber antioksidan yaitu exogenous & endogenous:

Exogenous adalah antioksidan yang diperoleh dari mengonsumsi makanan yang tinggi akan antioksidan seperti pada sayuran, biji, dan buah-buahan.

Endogenous adalah antioksidan yang diolah oleh tubuh, antara lain:
Catalase, Glutathione, Coenzyme Q10, Alpha Lipoic Acid, dan Superoxide Dismutase.

Antioksidan endogenous berperan penting untuk melawan efek dari radikal bebas dengan meregenerasi sel yang rusak. Antioksidan yang diperoleh dari makanan atau exogenous membantu kinerja regenerasi sel oleh antioksidan endogenous, bukan menggantikannya.

Manfaat Antioksidan Secara Umum

  • Menjaga kekebalan tubuh agar tahan terhadap paparan penyakit, virus, dan infeksi.
  • Mengurangi risiko terkena semua jenis kanker.
  • Mencegah terjadinya glaukoma atau degenerasi makula yang berhubungan dengan penglihatan.
  • Mengurangi risiko oksidasi kolesterol dan penyakit jantung.
  • Mencegah penuaan dini.

Beberapa tipe Antioksidan Exogenous Serta Sumbernya:

I. Mineral

  • Selenium

Merupakan mineral yang memiliki efek antioksidan dan menurunkan risiko kanker prostat. Makanan yang kaya akan selenium antara lain, ikan dan kerang, daging merah, telur, ayam, bawang putih, dan padi.

  • Zinc

Kemampuan dari zinc untuk menekan proses oksidatif telah diketahui oleh banyak penelitian. Kekurangan mineral zinc meningkatkan sensitivitas sel terhadap kerusakan oksidatif. Sumber zinc antara lain: kerang, hati, biji labu, biji semangka, cocoa, dan kacang-kacangan.

II. Vitamin

  • Vitamin A

Vitamin A adalah antioksidan yang mengeleminasi radikal bebas dan menjaga DNA bermutasi sehingga menghambat perubahan sel. Vitamin A larut dalam lemak dan penyerapannya meningkat apabila dikonsumsi bersamaan dengan vitamin E atau sumber antioksidan lain.

  • Vitamin C

Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang dapat menurunkan jumlah radikal bebas, meningkatkan resistensi terhadap infeksi, dan meningkatkan kekebalan tubuh atau imunitas. Vitamin C bekerja secara sinergis dengan vitamin E dan vitamin ini banyak ditemukan pada jeruk, lemon, strawberry, tomat, paprika, brokoli, dan sayuran berdaun hijau gelap.

  • Vitamin E

Vitamin yang larut dalam lemak ini membantu memelihara membran sel yang sebagian besar terdiri dari asam lemak dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Fungsi lain dari vitamin E adalah melindungi lemak dari proses oksidasi. Kacang, biji-bijian, sayuran berdaun hijau, minyak sayur, dan minyak ikan, merupakan makanan yang kaya akan vitamin E.

III. Fitonutrisi (nutrisi pada buah dan sayuran)

  • Beta-karoten

Beta-karoten menurunkan jumlah radikal bebas dan dapat ditemukan pada wortel, paprika kuning, paprika merah, brokoli, mangga, dan pada buah serta sayuran lainnya. Beta-karoten merupakan provitamin A yang akan dikonversi menjadi vitamin A apabila dikonsumsi bersamaan dengan lemak.

  • Likopen

Sebagai antioksidan, likopen lebih kuat dibanding beta-karoten dalam melindungi sel darah putih dari kerusakan membran yang disebabkan oleh radikal bebas. Likopen dapat menurunkan risiko terkena kanker prostat dan serviks serta dapat mencegah penyakit jantung dengan cara menghambat oksidasi kolestrol LDL. Bersama dengan beta-karoten, likopen berperan dalam melindungi kulit dari kerusakan yang disebabkan radiasi sinar UV. Makanan yang kaya akan likopen antara lain: tomat, jeruk bali, dan semangka.

  • Lutein

Lutein merupakan karotenoid dalam konsentrasi tinggi di daerah makula mata (bagian belakang mata yang menjadi tempat retina) yang dapat menyaring sinar biru yang merusak serta melindungi bagian belakang mata dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Lutein membantu mencegah degenerasi makula yang berkaitan dengan usia, perkembangan glaukoma, dan katarak. Makanan yang kaya akan lutein antara lain: sayuran berwarna hijau gelap, seperti brokoli, kiwi, bayam.

  • Flavonoid

Flavonoid merupakan keluarga polifenol yang memiliki banyak fungsi kesehatan antara lain: menekan pertumbuhan tumor, menghindarkan dari penyumbatan darah, dan memiliki efek anti-inflamasi. Sumber yang kaya akan flavonoid adalah bawang merah, coklat, brokoli, apel, cerry, strawberry, terong, tomat, daun parsley.

  • Capsaicin

Capsaicin yang terkandung pada cabai memiliki efek anti-inflamasi dan menghambat perkembangan sel kanker.

Perlukah suplemen antioksidan?

Apabila pola makan sehari-hari kita sudah terpenuhi dengan buah dan sayuran maka suplemen sudah tidak dibutuhkan lagi. Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa antioksidan yang diperoleh melalui suplemen memiliki efek samping terhadap kesehatan dan tidak seefektif dari makanan alami.

Kesimpulan

Dikarenakan banyaknya sumber antioksidan dan tidak ada yang satu lebih unggul daripada yang lain, maka untuk memperoleh manfaat maksimal dari antioksidan itu sendiri adalah dengan mengonsumsi kombinasi dari beragam jenis buah serta sayuran. Untuk mencegah penyakit kanker, dapat disimpulkan bahwa sayuran dan buah merupakan makanan yang wajib dikonsumsi secara rutin setiap hari.

– Jansen

Post Comment