Inflamasi Kronis: Ancaman Kesehatan Sesungguhnya
Notice: Trying to access array offset on value of type null in /home/wwwaskja/public_html/wp-content/plugins/really-simple-facebook-twitter-share-buttons/really-simple-facebook-twitter-share-buttons.php on line 318
Tentunya Anda pernah mendengar kata peradangan atau inflamasi, karena seluruh manusia pasti pernah mengalaminya. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan peradangan? dan tahukah Anda bahwa peradangan memiliki peran yang sangat besar terhadap kesehatan manusia? Bahkan majalah TIME menjuluki peradangan sebagai “THE SECRET KILLER”. Wah kedengarannya sangat mengerikan! oleh karena itu mari kita pelajari secara mendalam tentang peradangan ini.
Kita tentu saja pernah mengalami salah satu dari beberapa kondisi seperti terkilir, terbentur, luka gores akibat benda tajam, melepuh karena terkena api atau benda panas. Reaksi pertama yang akan mengikuti antara lain seperti rasa sakit terus menerus yang terasa nyeri, lebam atau pembengkakkan disertai warna kulit memerah yang nyeri apabila disentuh, permukaan kulit yang cedera terasa kebal, sampai dengan disfungsi organ misalnya jari yang keseleo menjadi sulit digerakkan, nah reaksi itulah yang disebut dengan peradangan.
Walaupun peradangan akan terasa sangat tidak nyaman dan dapat berlangsung dalam waktu yang lama, tanpa respons peradangan ini maka dapat dikatakan manusia tidak akan berumur panjang atau gampang meninggal dunia.
Peradangan dapat dikategorisasikan menjadi dua, yaitu peradangan akut dan peradangan kronis.
Peradangan adalah respons pertama terhadap suatu cedera, infeksi, atau penyakit yang memegang peranan terpenting dalam sistem pertahanan tubuh. Peradangan menstimulasi sel untuk melepaskan faktor kimiawi (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) sebagai mediator di dalam sistem kekebalan tubuh untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi. Peradangan akan mereda dengan sendirinya apabila penyebaran infeksi berhenti yang kemudian diikuti proses penyembuhan bagian sel yang rusak tersebut. Peradangan seperti ini disebut dengan peradangan akut yang memiliki durasi yang singkat dan bermanfaat besar untuk sistem imunitas tubuh.
Peradangan memang terkesan suatu proses atau mekanisme yang sederhana tetapi kebanyakan orang tidak menyadari bahwa peradangan juga dapat terjadi di dalam tubuh. Kabar buruknya adalah peradangan merupakan salah satu penyebab utama beberapa penyakit seperti jantung, stroke, diabetes tipe 2, alzheimer, berbagai macam kanker, rematik, migrain, kelelahan kronis, penurunan massa otot, sampai dengan pertumbuhan jerawat yang tidak kunjung berhenti serta memicu alergi. Peradangan yang berlangsung dalam jangka yang lama ini disebut dengan peradangan kronis dan dapat memberikan dampak fatal yang sangat merugikan kesehatan.
Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan faktor terbesar dalam pemicu peradangan. Peradangan kronis dan masalah kesehatan lainnya dimulai dari usus karena 2/3 dari sistem pertahanan tubuh berhubungan langsung dengan sistem pencernaan. Sayangnya faktor ini justru yang paling sedikit diketahui dan dipahami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Sebelum membahas makanan-makanan apa saja yang memicu peradangan kronis, berikut ini adalah beberapa penyebab lain yang juga berperan dalam memicu peradangan kronis:
– Tidur tidak teratur
Selalu kekurangan tidur, jam tidur yang tidak teratur, dan rendahnya kualitas tidur dapat menurunkan sistem imunitas tubuh dan menyebabkan peradangan kronis. Kurang tidur juga dapat membuat sistem imunitas tubuh berbalik merugikan kesehatan karena terjadinya disfungsi sistem hormonal (endokrin).
– Faktor stress atau beban pikiran berlebihan
Beban pikiran yang berlebihan atau stress dapat meningkatkan produksi berlebih kimiawi tubuh yang pro-inflamasi atau pemicu radang yaitu:
kinins dan c-reactive protein. Banyak studi yang menunjukkan bahwa stress merupakan penyebab terbesar peradangan kronis selain makanan. Stress memperlambat proses penyembuhan, menurunkan sistem imunitas sehingga tubuh lebih mudah terpapar penyakit atau virus.
– Racun atau toxin dari faktor eksternal seperti udara
menghirup udara yang tinggi akan kadar polusi seperti asap rokok, asap pembuangan motor, asbestos, debu, pestisida, kesemua faktor ini dapat menyebabkan peradangan paru-paru maupun organ lainnya dan juga menyebabkan kanker.
– Mikro-organisme
Virus, parasit, bakteri terbukti dapat menstimulasi peradangan kronis. Apabila tidak diatasi, mikro-organisme ini juga dapat memicu kanker. Sebagai salah satu contoh adalah bakteri:
Helicobacter pylori yang dapat menyebabkan inflamasi, bisul, atau kanker pada organ pencernaan.
– Sel lemak berlebih pada tubuh
Tidak hanya berbahaya untuk kesehatan jantung, sel lemak menghasilkan: arachidonic acid yang merupakan pro-inflamasi atau pemicu peradangan tubuh. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak sel lemak pada tubuh maka semakin tinggi sirkulasi arachidonic acid yang beredar pada darah.
– Intoleransi tipe makanan tertentu
Intoleransi pada suatu makanan tertentu apabila tidak disikapi dengan baik dapat menyebabkan tubuh terus menghasilkan kimiawi pro-inflamasi. Intoleransi dapat menyebabkan auto-immune disease yang seringkali tidak terdeteksi.
– Ketidak seimbangan antara omega-6 dan omega-3
Rasio omega-6 (minyak sayur atau PUFA / Linoleic Acid) dengan omega-3 (EPA dan DHA) yang tidak berimbang dapat menyebabkan peradangan kronis dalam tubuh. PUFA berlebihan akan dirubah tubuh menjadi arachidonic acid yang merupakan pro-inflamasi, sedangkan omega-3 memiliki efek anti-inflamasi atau menekan terjadinya peradangan. Salah satu contoh studinya dapat dilihat disini.
Makanan yang pro-inflamasi atau memicu peradangan yang sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan atau terlalu sering, antara lain:
– Gula atau sumber karbohidrat dengan glikemik indeks (GI) tinggi
Seperti yang terdapat pada minuman bersoda, jus buah, selai, biskuit, roti, dan camilan manis lainnya. Berbagai nama gula antara lain corn syrup, dextrose, fructose, golden syrup, maltose, sorghum syrup, sucrose, dan masih banyak lagi nama lainnya.
– Minyak goreng atau vegetable oil
Minyak sayur yang sering digunakan mengandung asam lemak omega-6 yang tinggi dan sangat rendah asam lemak omega-3. Contohnya adalah minyak grape seed, sunflower, safflower, soybean, cottonseed, corn, canola, dan margarin.
– Susu dan produk turunan susu dari ternak tidak alami
Juga semua makanan yang menggunakan bahan tersebut seperti roti, kue kering, cake, saus krim, dll terkecuali yoghurt atau hasil fermentasi lainnya.
– Daging ternak yang dipelihara secara tidak alami
Daging yang diberi makan biji-bijian organisme yang telah dimodifikasi secara genetis, disuntik hormon sintetis, dan juga antibiotik. Sekedar informasi, hampir sebagian besar daging yang ada di pasaran adalah ternak yang dikembangbiakkan secara tidak alami.
– Lemak trans
Lemak seperti yang terdapat pada makanan gorengan, makanan cepat saji, dan semua makanan yang mengandung minyak terhidrogenasi. Yang perlu diwaspadai adalah produk makanan yang menyebutkan bebas lemak trans belum tentu bebas lemak trans sama sekali.
– Daging olahan
Daging yang diproses dan mengandung zat aditif atau tambahan pangan seperti kornet, sosis, ham, salami, sampai dengan daging asap (smoked meat).
– Alkohol
Contohnya seperti bir, minuman anggur, atau minuman-minuman yang mengandung alkohol lainnya.
– Produk refined grains (biji-bijian)
Produk yang diproses secara berlebihan dan hampir menghilangkan semua kandungan baik dari biji-bijian yang biasanya dicampur lebih banyak gula atau tambahan lainnya. Contohnya adalah tepung putih dan produk turunannya seperti roti putih, mie, biskuit, kue, sereal, dll.
– Makanan aditif sintetis atau bahan tambahan pangan buatan
seperti pemanis buatan, penyedap rasa, pewarna, pengawet, dan zat aditif lainnya.
– Junk Food
Junk food mengandung bahan aditif, sodium, dan lemak trans. Makanan ini merupakan makanan yang tidak baik untuk kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan atau berkala. Jalan terbaik adalah dengan mencoba mengurangi frekuensi memakan junk food atau menghindarinya sama sekali demi kesehatan Anda.
– Intoleransi makanan
Makanan yang secara individual menyebabkan gejala intoleransi makanan, contohnya seperti gluten, susu, kacang-kacangan, telur, dan makanan tertentu. Sangat disarankan untuk mengetahui apakah Anda memiliki suatu intoleransi terhadap suatu sumber makanan atau tidak agar terhindar dari efek peradangan.
Apabila ada makanan yang pro-inflamasi tentunya ada makanan yang anti-inflamasi atau menekan peradangan. Beberapa contoh makanan tersebut antara lain:
– Ikan
Ikan dan minyak ikan mengandung omega-3 yang dapat membantu sistem immunitas dengan menekan produksi cytokines yang dapat memicu peradangan sendi.
– Cabai
Kandungan fitonutrisi capsaicin pada cabai dapat menekan inflamasi.
– Seledri
Sayur ini mengandung banyak agen anti-inflamasi, salah satunya adalah flavonoid apigenin yang dapat menekan sel kanker.
– Jahe
Banyak studi menunjukkan bahwa jahe memiliki khasiat anti-inflamasi ampuh setara dengan NSAID (Non-steroidal anti-inflammatory drug).
Kunyit
Bumbu rempah ini dapat menekan inflamasi seperti obat-obatan kimiawi. Bedanya adalah kunyit tidak memiliki efek samping yang berpotensi merugikan kesehatan.
NOTE:
Buah, rempah-rempah, dan sayuran memiliki efek anti-inflamasi, daftar di atas hanya contoh sebagian kecilnya saja.
KESIMPULAN
Dengan memahami apa yang sebaiknya dimakan dan makanan apa yang sebaiknya dibatasi atau dihindari, tentunya sekarang akan lebih mudah bagi Anda untuk memperoleh kesehatan yang optimal sekaligus terhindar dari penyakit kronis, karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa peradangan adalah penyebab utama dari banyak penyakit kronis yang berbahaya.
Pada artikel selanjutnya saya akan membahas mitos dan kebenaran seputar sumber lemak seperti lemak jenuh (saturated fat) dan lemak tidak jenuh (unsaturated fat) yaitu PUFA dan MUFA yang sampai saat ini sangat banyak institusi kesehatan yang masih keliru mana yang berbahaya dan mana yang baik untuk kesehatan akibat biasnya suatu studi. Stay tune dan semoga bermanfaat!
– Jansen
Post Comment